Ngekeb, Prosesi Mempercantik Diri

Ritual mempercantik diri jelang hari pernikahan tak hanya sekadar hasrat untuk tampil memesona di hadapan calon suami semata. Lebih dari itu, memberi perhatian pada tubuh dengan melakukan perawatan mulai dari ujung rambut hingga kaki, merupakan bagian dari upacara adat yang ada hampir di setiap daerah di Indonesia. Kendati ada perbedaan dalam penyebutan maupun tata caranya, namun makna yang terkandung di dalamnya memiliki penjelasan yang serupa. Di Pulau Jawa, upacara itu biasa disebut siraman. Sedangkan masyarakat Bali mengenalnya sebagai upacara ngekeb. Lebih jauh mengenai tujuan dilaksanakan ritual ngekeb, adalah untuk mempersiapkan diri calon mempelai wanita yang akan beralih dari masa lajang menuju masa pernikahan. Biasanya, ritual tersebut dilaksanakan sehari menjelang hari pernikahan.

Warga Bali yang dikenal sangat religius, tidak dapat meninggalkan doa sebelum melakukan segala kegiatan. Apalagi di momen pernikahan yang sangat sakral, dalam rangkaian acara ritual ngekeb pun tidak luput dari pemanjatan doa kepada Sang Hyang Widhi untuk menurunkan restu agar pernikahan tersebut berjalan langgeng dan mendapatkan keturunan yang baik. Secara khusyuk calon mempelai wanita beserta keluarga berdoa sampai sore menjelang, dimana sore itu calon mempelai wanita akan diberi lulur rempah dan dikeramasi dengan merang.

Ramuan lulur yang dipakai terbuat dari daun merak, bunga kenanga, kunyit, juga beras yang ditumbuk halus menjadi pasta. Masing-masing rempah memiliki khasiat untuk kulit calon mempelai agar hari indahnya terpancar dari kulitnya juga. Daun merak yang sudah jarang ditemukan di kota-kota besar sangat berguna untuk merawat kulit, sedangkan kandungan senyawa dalam kunyit berguna untuk memperbaiki jaringan kulit, membantu produksi melanin sehingga kulit akan terlihat cerah sehat merona. Bagi yang mempunyai kulit yang berminyak, kunyit sangat menolong untuk menstabilkan produksi minyak dalam tubuh. Bahan alami lainnya, yakni beras sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia, juga mempunyai kontribusi untuk kecantikan kulit. Bahkan di Jepang, kaum wanitanya memakai air bekas mencuci beras untuk dibasuh pada wajah. Kandungan squalane oil pada beras merupakan senyawa yang memberikan efek memutihkan kulit serta meningkatkan elastisitas kulit. Dalam pengujian terakhir kandungan squalane oil tertinggi ditemukan pada beras Jepang.

Pada produk-produk sampo salah satu variannya terkadang menggunakan sari merang sebagai bahan bakunya. Hal tersebut tidak mengherankan sebab sejak dahulu kandungan zat alami merang sudah dipercaya mampu menyehatkan rambut dan kulit kepala. Merang merupakan jerami padi yang telah dibakar hingga menjadi abu. Nah, abu tersebutlah yang dipakai dan dicampur dengan air untuk diaplikasikan pada rambut sekaligus untuk pengganti shampo. Efek yang ditimbulkan setelah menggunakan merang untuk menghitamkan rambut seperti abu merang yang sama hitam.

Sesudah luluran dan keramas dengan merang, calon mempelai wanita berharap agar kecantikan dirinya terpancar. Namun yang dibutuhkan bagi mempelai wanita bukan hanya outer beauty saja, kecantikan dari dalam juga mempengaruhi aura. Untuk mendapatkan inner beauty, doa dan ketenangan jiwa ialah kuncinya. Maka setelah lulur dan keramas, calon mempelai wanita akan berdiam diri dalam kamar untuk menenangkan diri dan tidak diizinkan keluar hingga calon mempelai pria menjemput keesokan harinya.

Teks: Mery Desianti
Foto: Robby Suharlim

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP
0