Ardinanda and Wina's Romantic Wedding in Beautiful Amaryllis Boutique Resort

ARDINANDA & WINA - 28 AGUSTUS 2021
| 1310

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa dari sekian banyak manusia, Tuhan mempertemukan hanya satu orang untuk menjadi pendamping hidup kita. Dan, jika pintu yang dibuka itu sudah terbuka, siapalah yang bisa menutupnya kembali. "Ardinanda adalah teman dari pacarnya teman saya di kantor tempat saya intern dulu," Wina menjelaskan di awal pembicaraan. Dan, tentu saja, cerita di atas tidak berhenti begitu saja. Wina dan Ardinanda bertemu, dikenalkan, dan "kita nyambung banget kalau ngobrol. Akhirnya 2 bulan kemudian kita resmi pacaran," sambung Wina sambil tersenyum mengingat masa-masa di tahun 2018 yang lalu.

"Saya ingat betul di masa itu saya sempat dekat dengan beberapa orang tapi rasa-rasanya ngga ada yang klik. Waktu ketemu Ardinanda, entah bagaimana saya merasa klik dengan dia. Obrolan kita sangat nyambung. Ardinanda orangnya wawasannya luas. Saya banyak belajar dari dia. Saya merasa hubungan kita saling membangun," senyum Wina kembali mengembang sambil meneruskan pembicaraan.

Bisa diceritakan sedikit tentang persiapan pesta pernikahan kamu?

Sebenarnya kami sudah merencanakan pernikahan dari awal tahun 2020. Namun karena pandemi Covid-19 muncul, kami mengurung niat kami. Barulah di awal tahun 2021 saat angka Covid-19 menurun, kami serius menyiapkan detil-detil acara pernikahan kami.

Semuanya berjalan dengan cepat dalam enam bulan. Saya dan Ardinanda menentukan venue dan tangal pernikahan pada Februari dan vendor-vendor lainnya mengikuti secara bertahap. Semua berjalan lancar sampai H-1 bulan sebelum acara angka Covid-19 kembali naik dan aturan PPKM yang membatasi pesta pernikahan muncul. Namun syukurnya, semua acara berjalan dengan lancar walaupun kami akhirnya harus mengurangi jumlah tamu undangan.

Bagaimana tentang pemilihan vendor-vendornya? Apakah ada yang direkomendasikan teman?

Sejak awal merencanakan pernikahan ini, saya ingin acara ini benar-benar menggambarkan personality kami sebagai pasangan. Untuk itu, saya turun langsung dalam wedding planning, memilih vendor-vendor yang terlibat seperti venue, attire, dekor, dan dokumentasi. Saya melihat referensi dari berbagai media sosial maupun pameran pernikahan virtual seperti yang pernah diselenggarakan Weddingku.

Namun untuk vendor-vendor lainnya saya dibantu oleh sepupu saya yang berkecimpung di bidang WO. Karena sudah lama saling mengenal satu sama lain, ia sangat membantu untuk planning kelengkapan wedding seperti cake, bouquet, dan undangan yang sesuai dengan personality kami.

Untuk menyiasati pembatasan tamu undangan, saya juga meminta bantuan beberapa vendor yang adalah saudara-saudara saya sendiri seperti MC dan entertainment sehingga bisa menambah ‘kuota’ keluarga yang datang.

Kenapa memilih Amaryllis Boutique Resort sebagai tempat menikah?

Saya pertama kali lihat venue ini 2 tahun lalu dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Chapel-nya indah sekali dengan pepohonan di dalamnya. Ambiance sekelilingnya pun sangat indah dengan pengunungan dan taman yang well-maintained, udara sejuk, dan bunyi-bunyian burung di sekitarnya. Resort ini pun cukup secluded sehingga cocok dengan kami yang menginginkan pernikahan yang intimate sekaligus bisa jadi ajang getaway untuk keluarga besar kami berkumpul dengan cukup aman setelah lama tidak berkumpul bareng.

Ini mengobati keinginan kami yang dulu ingin mengadakan acara pernikahan di Bali. Lokasi Puncak yang tidak jauh dari Jakarta/Bandung memungkinkan keluarga kami bisa travel dengan jarak tempuh mobil saja.

Awalnya, Ardinanda memang sempat ragu karena lokasinya yang agak jauh. Oleh karena itu, kami sempat melihat beberapa alternatif venue outdoor wedding lainnya di Jakarta tetapi kami tidak menemukan suasana yang sebanding dengan suasana di Amaryllis.

Sempat stresskah saat mempersiapkan pesta pernikahan? Apakah Ardinanda ikut membantu dalam persiapan pesta pernikahan?

Saya berasal dari keluarga besar yang sangat dekat. Sejak kecil, kami rutin mengadakan kumpul keluarga, baik saat Natal, Lebaran, maupun hari-hari besar lainnya di rumah Opa Oma saya di Bandung. Bahkan, kami seringkali mengadakan liburan bersama ke luar kota. Namun, sejak pandemi kami jadi jarang bertemu. Begitu juga dengan keluarga Ardinanda yang mayoritas tinggal di Sumatera Utara.

Untuk itu, saya selalu membayangkan pernikahan kami dapat jadi ajang keluarga untuk bertemu dan bersenang-senang bersama. Awalnya kami berencana untuk mengundang 100 orang dari keluarga inti dan sahabat terdekat kami.

Namun, 1 bulan sebelum acara kami pandemi memburuk dan keluar aturan PPKM. Syukurnya, situasi pandemi kian membaik 1 minggu sebelum acara pernikahan kami sehingga kami bisa mengundang 50 orang keluarga kami. Meskipun berubah dari rencana awal, kami tetap bersyukur karena masih bisa berkumpul dengan sebagian keluarga kami.

Karena kesibukan pekerjaan, Ardinanda mempercayakan saya untuk mengurus semua acara. Namun, kami tetap berdiskusi dalam membuat keputusan-keputusan yang penting. Kami juga saling berdiskusi dengan keluarga karena latar belakang suku dan budaya yang berbeda—Ardinanda datang dari suku Karo, sedangkan saya dari Gorontalo-Manado-Batak—sehingga kami harus mencari titik tengah yang menjembatani keduanya.

Bagaimana rasanya di hari-H, Wina?

Senang, lega, excited semuanya campur aduk karena akhirya hari yang kami impikan dan rencanakan datang juga. Saat mengucapkan janji nikah, saya juga terharu mengingat semua naik turun yang sudah kami lewati selama 3 tahun pacaran.

Setelah selesai, apakah kamu puas dengan pesta pernikahannya?

Secara keseluruhan, kami sangat senang dengan acara yang sudah berlangsung. Venue, acara, makanan, dekorasi semua sesuai dengan bayangan saya. It was magical.

Terlebih dari itu semua, kami turut senang karena semua keluarga yang datang juga sangat terkesan dengan acaranya yang intimate dan fun. Sangat mengobati rasa kekangenan kami akan kumpul keluarga.

Ada cerita unik saat pesta pernikahan berlangsung?

Acara pernikahan ini tidak kaku seperti acara pernikahan pada umumnya. Kami benar-benar merasa seperti sedang kumpul keluarga. Beberapa keluarga kami akhirnya juga extend untuk menginap di tempat acara kami (semua tamu dan vendor di-swab sebelum masuk dan menginap) karena merasa happy dan seperti liburan kecil setelah lama mengurung diri di rumah masing-masing.

Tips-tips atau cerita menarik apakah yang bisa diberikan bagi calon pengantin.

Selalu siap untuk kemungkinan apapun dalam mempersiapkan acara di tengah pandemi ini. Perkembangan pandemi Covid-19 mungkin memang bisa membuat kita pusing tujuh keliling karena rencana acara kita tidak bisa berjalan sesuai plan awal. Tapi selalu ingat bahwa inti dari pernikahan adalah langkah penyatuan kita dengan pasangan, acara dengan tamu adalah bonus dari itu.

BACK
TO TOP
0