Andrie & Selvi Chinoiseries Wedding At Hotel Indonesia Kempinski Jakarta
Perkenalan keduanya terjadi di luar dugaan. Ya, sosmed adalah arena yang mempertemukan Andrie dan Selvi. Dimulai dari chat, kencan, hingga akhirnya mereka sepakat berpacaran karena merasa cocok.
OUR LOVE STORY Perkenalan keduanya terjadi di luar dugaan. Ya, sosmed adalah ‘arena’ yang mempertemukan Andrie dan Selvi. Dimulai dari chat, kencan, hingga akhirnya mereka sepakat berpacaran karena merasa cocok. Setelah hanya 3 bulan berpacaran, Andrie dan Selvi memutuskan untuk bertunangan dan kemudian menikah. Keistimewaan Andrie di mata Selvi adalah mandiri, simpel, family man, cerdas, dan pekerja keras. Sedangkan Andrie terpesona oleh kebawelan, sifat manja, dan kecerdasan Selvi. Oya, menurut Andrie, Selvi juga seorang wanita penyayang, loveable, dan tidak materialistis.
WILL YOU MARRY ME? Andrie hanya mengajukan pertanyaan sederhana, “Sudah siap menikah belum?” Alih-alih memberi jawaban pasti, Selvi malah mengatakan bahwa kesiapannya bergantung kepada siapa sosok pria yang akan mengajaknya menikah. Tantangan Selvi pun disambut Andrie dengan rencana mengajak keluarganya berkunjung ke Lampung, menemui keluarga Selvi.
WEDDING THEME Andrie dan Selvi yang amat menyukai tema Oriental memilih konsep “Chinoiseries” untuk pesta pernikahan mereka.
THE PREPARATION Persiapan pernikahan mereka dilakukan kira-kira 1,5 tahun. Waktu yang cukup untuk mempersiapkan pernikahkan yang mereka impikan. Setelah datang ke sebuah pameran dunia pernikahan dan berdasarkan rekomendasi dari salah seorang saudara yang sudah lebih dulu menikah, Andrie dan Selvi pun memilih pun Tony & Lifetime Entertainment Organizer. Setelah tanggal pernikahan didapat, perburuan selanjutnya yang ternyata tidak mudah adalah venue, hingga akhirnya dipilihlah Hotel Indonesia Kempinski Jakarta yang dinilai cukup menampung 1500-2000 tamu undangan.
OUR BEST MOMENT Andrie kerap meledek teman-temannya yang menangis saat membaca janji pernikahan dan ia sudah mengingatkan dirinya untuk tidak menangis. Nyatanya, ia gagal. Rasa haru membuat air matanya berderai.
Teks: Fannya G Alamanda