Djohan & Lidya's Wedding Dominated with Tiffany Blue and Gold Colors At Holiday Inn Jakarta Kemayoran

ANDREAS DJOHAN & LIDYA VALENSIA - 08 FEBUARI 2015
| 7508

Pada saat Lidya baru saja bekerja di sebuah perusahaan sebagai karyawan baru, atasannya di kantor secara tidak langsung sudah memperkenalkan Lidya kepada Djohan. Meski mereka sudah mengetahui nama satu sama lain, setiap kali berpapasan, baik Lidya maupun Djohan tetap tidak saling menyapa.

How We Met Each Other Pada saat Lidya baru saja bekerja di sebuah perusahaan sebagai karyawan baru, atasannya di kantor secara tidak langsung sudah memperkenalkan Lidya kepada Djohan. Meski mereka sudah mengetahui nama satu sama lain, setiap kali berpapasan, baik Lidya maupun Djohan tetap tidak saling menyapa. Pertemuan berikutnya terjadi ketika ada salah satu teman kantor mereka yang berulang tahun dan mengadakan acara. Pada acara tersebut, Lidya ditempatkan satu meja dengan atasannya dan juga Djohan. Di situlah Djohan dan Lidya berkenalan secara langsung, namun mereka masih juga belum banyak bicara. Sampai suatu hari, ketika Lidya sedang ingin menjemput temannya di lobi kantor, ia kesulitan untuk memundurkan mobil. Djohan yang juga sedang berada di lobi dengan sigap membantu Lidya. Sejak kejadian itu, Djohan dan Lidya mulai menjalin komunikasi lebih intensif melalui BlackBerry Messenger. Bagi Lidya, Djohan adalah ‘paket lengkap’ karena ia memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat melengkapi kekurangan Lidya. Begitu pula yang dirasakan Djohan. Lidya dapat menerima Djohan apa adanya.

Will You Marry Me? Dari awal berpacaran, Djohan sudah mengemukakan rencananya untuk segera menikah. Hingga hubungan mereka mencapai usia satu tahun, Djohan kembali mengatakan niatnya untuk menikahi Lidya. Namun pada saat itu, Lidya masih merasa belum siap. Djohan sama sekali tidak berkecil hati melainkan menerima jawaban Lidya sekaligus bertekad akan membuat Lidya siap untuk menikahinya. Dan ia berhasil. Di tahun kedua pacaran, tepatnya pada hari ulang tahun Lidya, Lidya memulai hari seperti biasa. Di pagi hari, Djohan sudah datang ke rumah Lidya dan mereka sempat mengobrol dan menonton TV bersama. Tiba-tiba Djohan turun dari sofa lalu berlutut sambil membuka kotak mungil berisi cincin sambil bertanya, “Will you marry me?” Lidya pun spontan menitikkan air mata dan menjawab, “Ya.” 

The Wedding Theme Tema pesta yang dipilih oleh Djohan dan Lidya adalah “Gift” dengan warna tiffany blue dan gold yang mendominasi ruangan. Tema “Gift” dipilih karena Djohan dan Lidya merasa bahwa cinta mereka seperti sebuah hadiah yang akan mereka buka setiap hari. Dan yang lebih istimewa lagi, keduanya meyakini sebagai kado terindah untuk satu sama lain dari Tuhan.

The Wedding Preparation Dari semua hal yang Djohan dan Lidya persiapkan untuk pesta pernikahan mereka, mencari tempat resepsi lah yang tersulit dan paling banyak memakan waktu. Selama berbulan-bulan, Djohan dan Lidya memakai waktu senggang mereka di akhir pekan untuk mencari tempat, tema dan konsep serta segala detail lainnya. Tema dan konsep pesta pernikahan mereka pun sempat berubah-ubah, sehingga tidak jarang Djohan dan Lidya berselisih pendapat. Tapi syukurnya, acara pernikahan yang mereka persiapkan sendiri tanpa campur tangan kedua belah pihak orangtua ini dapat berjalan dengan baik.

Wedding Gown & Suit Lidya sempat mengalami kesulitan dalam memilih gaun pengantin, karena konsep dan keinginannya sendiri sempat berubah-ubah. Akhirnya Lidya menemukan gaun yang sesuai yaitu gaun model ball gown dengan detil laces dan Swarovski yang cantik. Begitu juga ketika memilih jas pengantin. Djohan dan Lidya kesulitan menemukan bahan yang pas, sehingga Djohan harus mencoba banyak jas dengan berbagai bahan. Namun untuk model, Djohan dan Lidya menginginkan model jas yang simpel dan bergaya internasional.

The Best Moment Momen yang paling berkesan menurut Djohan dan Lidya adalah pada saat mengucapkan janji pernikahan. Berbeda dengan Djohan yang sudah menghafalkan janji pernikahannya sebelum hari -H, Lidya lebih memilih untuk membacanya di hari-H, tanpa latihan, karena setiap kali ia ingin berlatih membaca janjinya tersebut, Lidya tak kuasa untuk menahan air mata. Di hari-H, nyatanya Lidya tetap menitikkan air mata karena terharu.

BACK
TO TOP